ANGKA Kematian Ibu (AKI) merupakan salah sasaran program Millenium Development Goals (MDG's) yang kemungkinan tidak akan tercapai. Penting untuk selalu memastikan ketersediaan dokter dan stok darah.
Saat ini, AKI di Indonesia menunjukkan angka 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan target MDG's sendiri sekira 106/100.000 kelahiran hidup. Tentu, angka tersebut masih merupakan masalah bagi kesehatan masyarakat dan pertumbuhan penduduk. Lalu, bagaimana cara menekan AKI di Indonesia?
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof Dr Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK, mengatakan bahwa berdasarkan kampanye Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk menekan AKI yang terpenting adalah jangan terlambat. (Baca: Kesehatan Reproduksi Penting Diberikan Sejak Dini)
"Jangan terlambat mendeteksi ibu yang punya risiko tinggi. kemudian kalau sudah ditemukan, jangan pula terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/7/2014). (Baca: Menu Terbaik jika Ibu Hamil Berpuasa)
Saat ini, AKI di Indonesia menunjukkan angka 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan target MDG's sendiri sekira 106/100.000 kelahiran hidup. Tentu, angka tersebut masih merupakan masalah bagi kesehatan masyarakat dan pertumbuhan penduduk. Lalu, bagaimana cara menekan AKI di Indonesia?
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof Dr Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK, mengatakan bahwa berdasarkan kampanye Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk menekan AKI yang terpenting adalah jangan terlambat. (Baca: Kesehatan Reproduksi Penting Diberikan Sejak Dini)
"Jangan terlambat mendeteksi ibu yang punya risiko tinggi. kemudian kalau sudah ditemukan, jangan pula terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/7/2014). (Baca: Menu Terbaik jika Ibu Hamil Berpuasa)
Menurut Fasli, ketika ibu hamil dalam kondisi darurat tiba di fasilitas kesehatan (faskes), jangan sampai tidak ada dokter ataupun darah. Seperti diketahui, seorang ibu yang akan melahirkan juga membutuhkan darah karena berisiko mengalami perdarahan hebat saat proses persalinan.
"Saat tiba di fasilitas kesehatan, jangan pula tidak ada dokter, darah, atau alat-alat untuk menangani ibu-ibu dengan kehamilan berisiko tinggi tersebut," tutupnya.
(fik)
0 komentar
Posting Komentar