UNALA merupakan sebuah model pelayanan kesehatan reproduksi yang dirancang oleh sektor swasta untuk secara khusus melayani remaja. Alasan Yogyakarta dipilih karena menjadi salah satu provinsi di Indonesia dengan populasi anak muda yang tinggi. Selain itu, Yogyakarta memiliki beberapa universitas, dengan gabungan anak muda dari kawasan pedesaan maupun perkotaan (berusia 15-24 tahun).
Jaringan pelayanan kesehatan UNALA menawarkan program layanan kesehatan reproduksi remaja dengan kualitas tinggi, tepat sasaran, bersahabat, dan konfidensial tanpa menyertakan bentuk penilaian subjektif yang sifatnya menghakimi. Proyek ini juga diluncurkan untuk memperingati Hari Kependudukan Dunia pada 11 Juli lalu, yang pada tahun ini mengusung tema global "Investing in Young People".
Hari Kependudukan Dunia berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu kependudukan global. Ada sekira 1,8 milyar jiwa penduduk berusia 10-24 tahun, atau sekira seperempat dari seluruh penduduk dunia. Mereka terbagi menjadi remaja muda (usia 10-19 tahun) dan anak muda (usia 15-24 tahun).
Berinvestasi terhadap anak muda dengan menggalakan gaya hidup sehat, memastikan adanya pendidikan berkualitas, mengadakan kesempatan kerja, serta menyediakan akses terhadap pelayanan kesehatan dan jaminan sosial bagi semua pekerja merupakan cara-cara investasi terhadap anak muda yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.
"Saat ini, tercatat ada 65 juta anak muda di Indonesia. Di Yogyakarta, anak muda mewakili 24% dari jumlah penduduk, sekitar 835.000 jiwa. Dalam 15 tahun ke depan, mereka lah yang menjadi penggerak perubahan ekonomi dan sosial," kata Jose Ferraris, Perwakilan UNFPA untuk Indonesia, dalam keterangan tertulis kepada Okezone, Rabu (16/7/2014).
"Mempromosikan pemberdayaan dan kesejahteraan anak muda guna memastikan transisi menuju dewasa yang aman adalah mandat yang diterima UNFPA. Untuk melakukannya, kita perlu meningkatkan peran serta anak muda dan mengamankann hak-hak mereka atas pendidikan, kesempatan kerja dan kesehatan," imbuhnya.
Untuk menyikapi kurangnya pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja, UNFPA hadir dengan skema inovatif untuk melibatkan sektor swasta dalam pemberian layanan publik, melalui pendekatan waralaba sosial (social franchising). Skema waralaba sosial bertujuan membangun jaringan penyedia layanan swasta yang nantinya dapat bekerjasama dengan jaringan pemuda dalam menyediakan informasi dan layanan seputar kesehatan reproduksi bagi remaja.
"Kami merasa terhormat, karena UNFPA memilih Yogyakarta sebagai lokasi uji coba model UNALA di Indonesia," kata GKR Pembayun, Putri Sulung Sultan HB X dan GKR Hemas, Raja dan Permaisuri Kraton Yogyakarta.
"Kami berharap model ini mampu memberikan pelayanan yang tepat dan mudah diakses oleh anak muda. Kami juga berharap dengan inisiatif ini, kaum muda dapat meningkatkan rasa percaya diri, pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan potensi mereka secara maksimal," katanya.
Langkah berikutnya adalah membangun hubungan dengan organisasi kepemudaan dan LSM terkait anak muda yang dapat menyediakan sarana bagi waralaba untuk menyampaikan beragam kegiatan dan informasi, termasuk informasi akurat tentang kesehatan reproduksi, juga untuk mengarahkan anak muda kepada layanan-layanan lain yang mungkin dibutuhkan. Jaringan ini juga akan dilengkapi dengan beberapa sarana yang dibutuhkan seperti website, promosi media dan peer outreach. UNALA dikembangkan untuk memberikan anak muda layanan kesehatan yang berkompetensi, berkualitas, bersahabat, dan konfidensial.
"Kita harus membantu anak muda mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan lebih baik untuk mengamankan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan, kesempatan kerja, dan kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi," kata dr. Nurlan Silitonga, Ketua Yayasan Angsamerah.
UNFPA merupakan lembaga pembangunan internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkomitmen untuk menjalankan visi dunia dimana setiap kehamilan diinginkan, setiap kelahiran anak berlangsung aman, dan potensi setiap orang muda terpenuhi. UNFPA bekerja sama dengan pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan sektor-sektor swasta dengan menyediakan keahlian teknis di bidang-bidang sesuai mandatnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. (fik)
0 komentar
Posting Komentar